oleh

Hadiri Forum Stake Holder Gathering Pembahasan Sinergi Program Bersama Pemerintah Daerah Gelaran JOB Simanggaris, Pemkab Nunukan Paparkan 17 Arah Baru Menuju Perubahan

banner 728x90
NUNUKAN, lensanunukan.com – Memenuhi undangan JOB Simanggaris PERTAMINA – Medco E&P, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Nunukan Joned, S Hut MAP menghadiri Forum Stake Holder Gathering Pembahasan Sinergi Program Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan. Kegiatan ini diselenggarakan di Balikpapan, Kamis (12/06/2025).
Dalam kesempatan ini, kepada Kepala Departemen Formalitasi dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Wisnu Wardana, dan Bussiness Support Manager JOB Seimanggaris, Francisca Geronica, serta Field Manager JOB Simanggaris, Dennie JD, beserta jajarannya, Joned menyampaikan 17 Arah Baru Menuju Perubahan yang merupakan program utama pemerintah daerah Kabupaten Nunukan saat ini.
Menurut Joned, pemerintah daerah Kabupaten Nunukan di tahun ini menghadapi transisi perubahan RPJP Kedua untuk 20 tahun kedepan dan RPJMD 5 tahun kedepan 2025 – 2030.
“Ini suatu transisi yang sangat krusial sehingga tagline Arah Baru ini menjadi kesepakatan kita bersama bagaimana membangun Nunukan yang lebih baik”, ungkap Joned membuka paparannya.
Lanjut dikatakan, saat ini pemerintah daerah memiliki Visi “Kabupaten Nunukan Yang Inovatif, Sejahtera, Adil dan Mandiri”, dengan 5 misi yang diusung, serta 17 Arah Baru Menuju Perubahan.
Menurut Joned, 17 Arah Baru Menuju Perubahan ini sudah menjadi program pemerintah daerah, bahkan beberapa sudah mulai diwujudkan.
“ Saya akan memaparkan tentang 17 Arah Baru Menuju Perubahan, apa yang diprogramkan, apa yang sudah dilakukan dan kira kira nanti apa yang bisa dikolaborasikan”, ujarnya.
17 Arah baru menuju perubahan yang dipaparkan tersebut adalah :
Yang pertama, memastikan ketersediaan air bersih di seluruh wilayah.
Kedua, memastikan Kebutuhan Energi Listrik terpenuhi.
Ketiga, 100 kilometer jalan tani per tahun. Ini terdiri dari pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan tani. Dalam program ini terdiri dari 115 paket dengan nilai Rp20,115 miliar.
Keempat, memastikan pembangunan jalan 50 km jalan penghubung kecamatan dan desa. Saat ini, pembangunan jalan sudah ada 5 km dengan anggaran Rp 8,779 miliar yang terletak di Nunukan, Nunukan Selatan, Sebatik Barat, Sebatik Utara, Tulin Onsoi, Sebuku, Sei Menggaris, Sembakung Atulai, Krayan Barat dan Krayan Timur.
Kemudian rekontruksi Jalan sepanjang 17 km yang berada di Tulin Onsoi, Nunukan, Nunukan Selatan, Krayan Selatan, Sembakung Atulai, Sembakung, Krayan Timur, Sebatik Utara dan Sebatik Barat.
Kelima, alat berat untuk Kecamatan. Saat ini, Bupati Nunukan telah menganggarkan lima unit alat berat. Joned memaparkan dengan adanya alat berat ini bisa dimanfaatkan masyarakat. “Ini merupakan terobosan, kalau kita melakukan pembangunan di wilayah yang terpencil melalui pendekatan proyek proyek biasanya itu banyak memakan anggaran. Kemudian kalau ada bencana, tanah longsor dan perbaikan perbaikan yang butuh cepat itu kalau pendekatan proyek akan sulit, oleh karena itu bapak Bupati itu menganggarkan 1 kecamatan 1 alat berat dan digunakan secara gratis masyarakat”, jelasnya.
Keenam, 200 Rumah Layak Huni per tahun dengan penganggaran Rp.25 Juta per unit. Pada semester 1 ini, sebanyak 32 unit dilaksanakan.”Harapan kita nanti program ini nanti bisa diperluas dengan program kemitraan pihak pihak lain untuk menjangkau penerima manfaat yang belum tercover di dalam kegiatan pemerintah daerah”, jelasnya.
Ketujuh, Seragam sekolah gratis untuk peserta didik SD dan SMP di tahun pertama. Penyediaan seragam gratis ini tak hanya berlaku bagi SD maupun SMP status negeri, namun swasta juga diberikan.
Saat ini, anggaran seragam gratis sudah disiapkan dengan total Rp4,291 miliar. Pengadaan perlengkapan peserta didik SD senilai Rp 3.356.500.000,- Sementara, untuk perlengkapan peserta didik SMP Rp 1.565.932.500,-
Dijelaskan, nilai Rp 3,3 miliar seragam SD diperuntukkan untuk 4.795 set dengan seragam merah putih dan pramuka. Sedangkan seragam SMP sebanyak 3.762 set untuk pakaian biru putih.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan dari Dinas Pendidikan. Melihat jumlah anak sekolah SD yang lulus dan melanjutkan pendidikan ke SMP. Ia jelaskan, program ini statusnya sedang berjalan, sebab saat ini masih dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB). Namun, yang pasti setelah memasuki tahun ajaran baru para siswa siswi di Nunukan akan mendapatkan seragam gratis.
Kedelapan, 1000 per tahun beasiswa untuk siswa dan hahasiswa. Di program ini, pemerintah daerah akan memberikan 1.024 penerima manfaat terdata, mulai dari SD, SMP hingga perguruan tinggi. Dengan anggaran Rp7,146 miliar.
Kesembilan, satu sekolah satu starlink yang tidak terjangkau jaringan internet. Dimana, hingga saat ini sudah mencapai 90 persen sekolah yang di blank spot area yang dipasangi Starlink. Totalnya sudah ada 72 SD di 17 kecamatan dengan anggaran Rp 3,6 miliar. Untuk tingkat SMP, sudah ada 13 SMPN di 9 lokasi dengan anggaran Rp195 juta.
“Pertanyaanya adalah, apa yang bisa kita kontribusikan untuk meningkatkan literasi anak anak”, tambahnya.
Kesepuluh, Penguatan Fungsi Layanan RSUD dan RS Pratama. Diantaranya, meningkatkan pengawasan secara menyeluruh terhadap layanan utama dan penunjang.
Kemudian upaya pemerintah meningkatkan status RS Pratama Sebuku dan Sebatik menjadi tipe D.
Kesebelas, memastikan pemenuhan tenaga medis dan dokter spesialis di setiap rumah sakit (RS Pratama Tipe D). Saat ini, Pemkab Nunukan sudah mengusulkan untuk pemenuhan dokter Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PPDS) ke Kementerian Kesehatan. Diantaranya, dokter spesialis di RS Pratama Sebuku sebanyak 5 orang. Dokter spesialis di RS Pratama Sebatik 4 orang.
Selain itu, Pemkab Nunukan juga menginisiasi MoU dengan perguruan tinggi terkait pemenuhan tenaga medis untuk rumah sakit rujukan. Di program ini, anggaran yang disiapkan Rp1,929 miliar.
Kedua belas, Pemberian bantuan bibit termasuk bibit, pupuk kepada petani, dan alat mekanisasi pertanian secara gratis.
Untuk pengadaan alsintan untuk kelapa sawit, berupa Dodos, gancu, gerobak dorong, handspray, parang, pisau sawit, tojok, dianggarkan senilai Rp1,5 miliar.
Dimana, untuk Lumbis 100 buah dan Sembakung Atulai 175 buah.
Sedangkan untuk pupuk NPK Sawit, dianggarkan Rp 600,3 juta untuk Lumbis dan Sebuku. Bibit Kakao dan NPK Kakao senilai Rp 342 juta untuk 10 hektar di Sebatik Tengah.
Alsintan jenis Combine Harvester satu unit, hand traktor satu unit, mesin cultivator 8 unit, pompa air 3 set yang senilai Rp1,327 miliar di Sebatik Barat dan Nunukan.
Ketiga belas, Kampung Pertanian Hortikultura dan palawija berbasis pengwilayahan. Seperti pisang, durian, aneka jeruk, sayuran daun dan buah musiman. Begitu juga pengembangan cabe yang dianggarkan lebih dari Rp83 juta.
”Inilah yang kita dorong, misalnya di Desa Tepian memiliki produk unggulan apa, kita dorong nanti kampung kampung pertanian holtikultura ini bisa lebih settle, lebih fokus lagi termasuk di dalamnya adalah bagaimana kita mendorong sertifikasi produknya”, lanjutnya.
Keempat belas, menjaga stabilitas harga rumput laut melalui Perda. Saat ini, sudah ada dilakukan ekspor rumput laut di Korea Selatan. Hal ini tentunya dapat mendorong menstabilkan harga dan ekspor rumput laut lewat kerja sama dengan perusahaan swasta. Sein itu Joned juga menjelaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan juga akan melakukan penandatanganan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam sebagai upaya untuk menstabilkan harga rumput laut. “Seperti kita ketahui bersama, saat ini Kabupaten Nunukan adalah penghasil rumput laut terbesar se Indonesia, dan Kabupaten Pintang sendiri memiliki pabrik pengolahan rumput laut terbesar di wilayah Indonesia timur, sehingga bila hulu dan hilirnya kita upayakan diharapkan bisa menstabilkan harga rumput laut”, tambahnya.
Kelima belas, memberikan bantuan alat tangkap dan mesin kepada nelayan, serta mendorong Kampung Budidaya Perikanan. Pengadaan alat tangkap perikanan ramah lingkungan sudah dianggarkan senilai Rp400 juta dengan jenis gill net dan tramel net sebanyak 40 paket. Pengadaan sarana budidaya rumput laut berupa trail, terpal dan waring senilai Rp800 juta.
Keenam belas, Pemberian bantuan modal dan peningkatan keterampilan pelaku UMKM. Dimana, Pemkab sudah memberikan subsidi bantuan KUR 0 persen dengan target 54 usaha mikor. Untuk plafon Rp10 juta sebanyak 35 orang, plafon Rp 20 juta sebanyak 14 orang dan plafon Rp 25 juta sebanyak 5 orang. Dengan nilai anggaran Rp 50 juta.
Ketujuh belas, Program Satu desa satu program unggulan berbasis potensi lokal melalui penguatan BUM Des. Tiap desa diminta merancang satu program unggulan berbasis potensi lokal dimana, BUMDES nantinya akan diperkuat, disamping nantinya ada juga Koperasi Merah Putih.
Di akhir paparannya, Joned menyampaikan titipan pesan dari Bupati Nunukan H. Irwan Sabri agar program Kolaborasi Pemerintah Daerah dengan berbagai pihak, termasuk juga dengan JOB Simanggaris bisa selaras dengan 17 Arah Baru Menuju Perubahan tersebut. (adv)
banner 728x90